Minggu, 13 Maret 2022

Bab34 My Crazy Boss - Novel Romantis

 

Bab34 My Crazy Boss - Novel Romantis

 Akward

 


Tidak... 

Jangan sampai benda besar dan keras itu menyentuh milikku lagi, Marlyna bangun! lawan laki-laki tengil ini jangan sampai kau kalah. Dia tidak bisa menusuk milikmu begitu saja walau pun sebenarnya aku ingin! batin Marlyna resah. 

Jino terus mendesak benda besar dan keras yang masih kering itu ke dalam lubang sempit yang ada dihadapannya, mentang-mentang amatir dia tidak tahu cara bercinta bagaimana. Sekeras apa pun dia mencoba, benda itu tidak akan pernah berhasil masuk tanpa pelicin! yang ada akan berasa perih nantinya. 

"Jino sakit!" bentak Marlyna. 

"Astaga kenapa tidak masuk-masuk! yah apa milikmu sesempit itu?!" gerutu Jino resah. 

"Kau ini bodoh sekali ! itu tidak akan berhasil jadi minggir!" bentak Marlyna. 

Jino menahan lengan yang terus berontak dan hampir mencakar wajahnya, sementara Marlyna terus mencoba untuk lepas dari dekapan erat lelaki itu. Keadaan semakin bertambah konyol ketika keduanya terlihat saling mengkelitiki tubuh masing-masing lawan. 

Tunggu, apa ini sebuah adegan panas? rasanya tidak! 

"Ahh Jino hentikan!" 

"Sudah aku bilang diam!" 

"Aku tidak mau!" 

"Kau harus mau!" 

"Tidaaaak!" 

Gubrakkk 

Jino dan Marlyna terjatuh ke lantai dengan posisi yang terbalik, sekarang gadis konyol itu tengah berdiri di atas dengan badan full naked. Tangan mungilnya menjambak rambut Jino yang cukup panjang, berteriak kencang seperti orang kesurupan. Iya setidaknya memang itu kebiasaan gadis ini. 

Jino merintih kesakitan ketika miliknya tertekan sampai hampir melipat, tubuh Marlyna benar-benar menindihnya dengan kuat. 

"Oh my God, pemandangan macam apa ini...." 

Suara seseorang membuat keduanya terkejut, terlihat Firda tengah berdiri di depan pintu kamar itu dengan wajah yang ambigu setengah mati. Bahkan ponsel yang dia pegang sampai jatuh ke lantai, situasi yang benar-benar akward ketika dia melihat sahabatnya tengah telanjang bulat bersama seorang lelaki tampan yang entah siapa. 

Gadis yang dia kira sangat polos, rupanya diam-diam sangat menghanyutkan. Dia berani membawa seorang lelaki kerumah dalam keadaan sepi, bahkan tidak malu untuk melakukan gaya woman on top tepat dihadapannya. 

"Siapa itu?!" tanya Jino penasaran. 

Marlyna refleks menutupi wajah Jino dengan celana dalam miliknya yang tergeletak di lantai, kemudian merogoh-rogoh selimut yang tak jauh dari tempatnya sekarang. Ketiga orang ini tidak saling bicara dan malah menatap satu sama lain. 

Sangat akward ! 

*** 

Plakkk ! 

Firda memukul bahu sahabatnya cukup keras. "Ceroboh! kenapa kau melalukan hal seperi itu dirumah hah? aishhh kau tahu pintu rumah tidak dikunci? bagaimana jika ayah atau ibumu masuk. Wah bisa-bisa lelaki tampan ini digantung hidup-hidup kau tahu!" bentak Firda kesal. 

"Nona cantik tolong jangan pukul Marlyna, aku yang salah." ucap Jino. 

Marlyna mencubit paha Jino sampai meninggalkan bekas merah, jika saja lelaki ini tidak masuk dan memaksakan kehendaknya tadi. Mungkin keadaan tidak akan seperti ini, sekarang apa yang akan mereka katakan?! 

"Heh siapa dia? bukankah kau itu berhubungan dengan Andra? tapi lelaki ini?!" tanya Firda penasaran. 

"Kenapa kau perduli? aishh wajahku benar-benar merah sekarang!" gerutu Marlyna kesal. 

Dia terus memukuli Jino yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya, lelaki itu pun menyesal karena telah memaksakan kehendak nafsu pada gadis yang terus menolak sentuhannya. Jika sudah seperti ini hubungan mereka akan kembali renggang, dan Jino tidak ingin itu terjadi. Sebagai seorang lelaki dia harusnya meminta maaf, berlutut dan memohon ampun pada gadis yang mungkin akan memotong miliknya sampai habis! 

"Namaku Jino, aku ini teman sekantornya Marlyna. Maaf atas kejadian tadi, jika boleh tahu kau siapa?" tanya Jino pada Firda. 

"Aku ini sahabatnya! wah lihat berapa umurmu? rasanya kau masih terlihat sangat muda?!" tanya Firda penasaran. 

Marlyna hanya berdecik kesal, bisa-bisanya Firda menanyakan hal itu disaat kondisi sedang tidak memungkinkan ini. 

"Umurku 21 tahun." jawab Jino. 

"Apa?!" dua gadis cantik ini terkejut bukan main, mereka tidak tahu jika ternyata Jino adalah lelaki muda yang baru berumur 21 tahun. Bahkan umur Marlyna saja sudah memasuki 23, kenapa dia bisa melakukan hal mesum seperti tadi pada lelaki yang umurnya saja cukup jauh dibawahnya?! 

"Jino kau bercanda? bagaimana mungkin badan seperti ini kau 21 tahun? wah benar-benar!" ucap Marlyna syok. 

Jino terheran-heran. "Memangnya kenapa dengan tubuhku? apa aku terlalu tinggi untuk umur yang baru memasuki 21 tahun?!" tanya lelaki itu. 

Firda menelan ludahnya kasar, kebenaran yang sangat sulit untuk dipercaya. Bagaimana mungkin lelaki tampan yang memiliki tubuh seindah ini adalah seorang berondong?! 

"Jino, kau terlalu hot di umur yang masih terbilang muda itu. Oh my... milikmu saja sangat besar dan panjang, bagaimana mungkin kau masih 21 tahun?! astaga rasanya aku berubah menjadi seorang tante cabul," gumam gadis itu. 

"Kenapa mempermasalahkan umur? apakah aku terlalu muda untuk melakukan hal itu? ah maaf aku tidak akan membahasnya sekarang!" ucap Jino sembari menundukan kepalanya. 

Firda menggenggam erat lengan sahabatnya itu, dia hanya bisa mengangguk-angguk karena tidak bisa berkata apapun lagi. Umur keduanya memang cukup terpaut jauh, tapi bukankah cinta tidak akan mempermasalahkan itu?! terlebih dengan jaman yang modern ini. 

"Mar, aku akan mendukungmu! jika kau sudsh bosan dengan Boss gila itu. Lelaki bernama Jino ini pun sepertinya pilihan yang cukup bagus, semoga kalian bahagia!" ucap Firda dengan penuh semangat. 

"Bahagia pantatmu! heh aku ini tidak ada hubungan apa-apa dengan Jino. Kau sudah salah paham tentang kejadian tadi Firr!" ucap Marlyna sembari menepis lengan sahabatnya itu. 

"Sudah cukup, aku tidak akan mengganggu kegiatan kalian sekarang. Jadi silahkan lanjutkan permainan yang belum selesai tadi, aku permisi !" 

Firda beranjak dari tempat duduknya sekarang, dia pergi meninggakkan dua orang ini berdua saja. Firda juga tidak kuat terus menahan tawa menggelegar yang sedari tadi terus bergejolak di dalam hatinya. Ini seperti menonton adegan fulgar yang selalu dia lihat di film-film, so amazing! 

Jino hanya bisa tersenyum kecil mengingat ucapan gadis bernama Firda itu. Bahagia? tentu saja! dia sangat bahagia malam ini walau pun harus menanggung malu sedikit. Bersentuhan dengan seorang wanita seumur hidupnya, mungkin hanya akan dia lakukan dengan Marlyna saja. Jino pun sebenarnya cukup merasa heran karena trauma psikologis yang dideritanya hilang begitu saja jika sudah bersentuhan dengan gadis unik ini. 

"Kenapa kau tertawa hah?! astaga Jino kau ini benar-benar gila sepeti kakakmu. Ah... aku pusing memikirkan tingkah kalian berdua!" gerutu Marlyna kesal. 

Jino tersenyum manis, kemudian mencubit pipi yang menggemaskan itu dengan tangan kekarnya. "Terimakasih, karena berkat dirimu trauma yang aku alami hilang." ucap lelaki itu. 

Plakkk ! 

Marlyna menepis lengan Jino kasar. "Heh! jangan menyentuhku! aku benci padamu sekarang!" 

"Hahaha kau menggemaskan sekali, Nona sepertinya kita harus merayakan kesembuhanku, bagaiamana?!" tanya Jino gembira. 

Marlyna terheran-heran, di tidak mengerti dengan semua ucapan yang dilontarkan Jino. Sembuh? trauma? apa yang dia bicarakan sekarang?! 

"Jino pergi sekarang!" bentak Marlyna sembari mendorong tubuh kekar itu dari hadapannya. 

"Hey kenapa? aku belum menghabiskan susuku," ucap Jino dengan mata yang jelalatan kemana-mana. 

Marlyna menyeret paksa lelaki itu untuk pergi dari rumahnya, dia begitu akward dengan kejadian yang sudah menimpanya malam ini. Jino, lelaki tampan itu sudah berbuat mesum dan masih saja berbicara macam-macam. 

"Nona, kenapa kau mengusirku?!" tanya Jino sembari mencoba masuk kembali ke dalam rumah Marlyna. 

"Pergi atau aku akan memorong pisang besarmu itu dengan kampak! pergi !!" 

Penutup Bab34 My Crazy Boss - Novel Romantis

Bab34 telah usai , bagaimana ceritanya ? saya percaya kamu menyukainya dan tidak sabar dengan lanjutan bab selanjutnya.

Disclaimer, ingat membaca website novel ini hanya selingan dan hoby membaca, masih tetap prioritaskan pekerjaan penting dan tentu saja melaksanakan ibadah.

Sekarang silahkan kita lanjut dengan bab selanjutnya dengan click navigasi di bawah

 

BAB SELANJUTNYA
BAB SEBELUMNYA

0 komentar: